Monday, July 9, 2007

Cara Mengelola Duit Bikin Anda Pailit?

Apakah Anda merasa buntu bila menghadapi masalah keuangan? Apakah Anda menyalahkan diri sendiri karena tidak dapat menabung atau terlalu boros? Apakah Anda selalu berharap seandainya saja bisa tidak khawatir tentang masalah keuangan?

Setiap orang mempunyai gaya dan cara tersendiri dalam mengola uang. Baik cara menabung atau cara membelanjakannya. Kebiasaan Anda mengelola uang terbentuk sejak kecil dari pengalaman melihat cara orangtua mengatur keuangan. Ada cara mengelola uang yang baik tetapi tidak sedikit orang yang tak bisa mengelola uang dengan baik. Mau tahu gaya pengelolaan uang yang kurang baik? Silakan simak contoh-contoh gaya berikut ini.

* Boros Tanpa Perhitungan
Cirinya, neraca keuangan Anda tak pernah seimbang. Anda membelanjakan uang tanpa memeriksa terlebih dahulu saldo tabungan. Anda menerima rekening bank tetapi tidak mengindahkannya dengan alasan kelewat sibuk. "Nanti saja, deh, kalau ada waktu luang." Tapi nanti yang Anda sebut itu tak pernah datang atau datangnya sudah terlalu terlambat, alias setelah tagihan membumbung tinggi.

Boleh percaya, boleh tidak, gaya ini mempunyai sisi kelebihan, yaitu sejauh Anda tidak memiliki kesulitan mendalam soal uang, Anda tidak perlu berubah. Anda dapat meneruskan kebiasaan tanpa perlu memperhatikan konsekuensinya.

Kelemahannya adalah Anda menghadapi kehancuran dalam hal keuangan. Perilaku Anda didasari ketidakinginan untuk bertanggungjawab atas perbuatan Anda. Lebih cepat Anda menyadari hal ini, lebih baik dampaknya bagi diri sendiri. Bila masalah keuangan Anda terancam, minta saran dari ahlinya atau teman yang memang mengerti hal tersebut.

* Boros Karena Emosional
Anda sering boros membelikan kado untuk teman-teman. Anda punya banyak baju yang tak dipakai. Malah sering terjadi, baju yang dibeli sebetulnya sudah Anda miliki. Tak jarang pula kartu kredit Anda over limit.

Pada dasarnya, tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe pemboros tanpa perhitungan. Sebetulnya belanja merupakan kompensasi Anda terhadap masalah yang sedang dihadapi. Entah karena mertua kelewat cerewet, suami kelewat sibuk bekerja, dan lainnya. Belanja tampaknya merupakan kebutuhan emosional yang Anda butuhkan.

Nah, mulai sekarang, bila sedang stres, ingatkan diri sendiri untuk tidak menghamburkan uang dengan membelanjakan sesuatu yang tidak dibutuhkan. Sebaliknya lakukan sesuatu yang bermanfaat semisal berolah raga atau ikut kursus bidang-bidang yang diminati. Yang lebih penting lagi, konsultasikan masalah pada terapis yang dapat membantu Anda mengatasi masalah emosional. Ingat, bukan mengatasinya dengan berbelanja secara boros.

* Pemburu Obral
Bagi Anda, berbelanja sama halnya seperti olah raga. Anda hobi mencari informasi toko atau pusat perbelanjaan yang sedang menggelar diskon. Anda juga suka mengumpulkan kupon potongan harga. Kadang Anda membeli barang yang tidak diperlukan, tapi karena sedang ada diskon, dibeli juga. Anda lebih memusatkan perhatian pada bagaimana menghemat beberapa ribu atau beberapa puluh ribu rupiah, bukan pada berapa atau apa yang Anda beli. Membeli barang dengan harga diskon merupakan kepuasan tersendiri bagi Anda.

Nah, daripada menghabiskan waktu dengan memburu barang sale, lebih baik berkumpul bersama keluarga, teman, ikut kursus keterampilan, melakukan bisnis, atau berolah raga. Anda dapat mencoba hal berikut: Sekali seminggu, coba untuk tidak memburu diskon. Jika tergoda untuk melakukannya, tanyakan pada diri sendiri, apakah memang ada barang yang betul-betul dibutuhkan atau Anda cuma tergoda untuk membelinya.

Buat daftar barang-barang yang penting yang dibutuhkan. Dengan membaca daftar keperluan sebelum pergi memburu sale, Anda akan menghemat jauh lebih banyak dengan tidak membeli barang yang sebetulnya tidak diperlukan.

* Penyimpan
Anda membeli barang yang memang diperlukan. Tidak mudah bagi Anda mengeluarkan uang untuk membeli sesuatu bagi keperluan Anda sendiri. Anda lebih senang menyimpan uang di bank dan setiap bulan dengan seksama melihat bunganya. Dari luar, Anda tampak sukses.

Lalu mengapa harus khawatir dengan masa depan Anda? Mengapa Anda dihantui oleh ketakutan tidak punya apa-apa di masa tua? Sebagai seorang penyimpan, Anda menutup diri pada diri sendiri dan hal ini merupakan kenikmatan tersendiri bagi Anda. Anda sangat percaya, uang membuat Anda merasa aman. Bukan aman secara keuangan tetapi lebih dari itu, yaitu aman secara emosional.

Ironisnya, semakin Anda menghemat, ketakutan yang Anda rasakan justru semakin besar. Menyadari bahwa Anda menyangkal kesenangan yang dirasakan sekarang, sebenarnya merupakan ketakutan tanpa alasan. Saat ini Anda sangat irit untuk masa depan yang tidak jelas.

Sebaiknya, bergabung dalam berbagai kegiatan agar dapat memicu rasa percaya diri. Anda boleh berkhayal sedikit dan menempatkan mimpi-mimpi tersebut untuk saat ini. Anda tidak perlu ragu-ragu untuk membeli sesuatu yang agak sedikit mahal, untuk sekali-sekali memanjakan diri sendiri.

* Pengambil Risiko
Anda senang berfoya-foya. Anda juga senang mengambil risiko. Tidak ada yang lebih membosankan bagi Anda selain melihat tabungan yang terus bertambah. Bila bisa menabung, hal itu lebih disebabkan Anda lupa di mana Anda menyimpannya.

Kelebihan dari tipe ini adalah hal tersebut memberi kenikmatan yang Anda perlukan. Kelemahannya, membuat Anda tidak mempunyai kuasa dan kehilangan kekuasaan membuat Anda tidak berdaya. Sadari bahwa gaya keuangan Anda bukan mengenai uang tetapi lebih karena nafsu memiliki. Sebaiknya lakukan olah raga terjun payung, naik gunung, atau sesuatu yang menantang, dapat memuaskan Anda. Latih dengan penuh kesabaran.

Sumber: Nova (http://www.kompas.com)